Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Model Sistem Kompleks Adaptif dalam Interaksi AS, RRC, India, dan Rusia untuk Prediksi Wajah Dunia

31 Mei 2025   20:22 Diperbarui: 31 Mei 2025   20:22 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam sistem kompleks, keseimbangan kuasi-stabil sering berada pada zona bifurkasi, yakni titik di mana sistem bisa mengambil lebih dari satu jalur masa depan tergantung pada gangguan eksternal dan preferensi internal.

Secara matematis, zona bifurkasi ditandai oleh:

dSdt=S(1S/K)C(S)\frac{dS}{dt} = \alpha S(1 - S/K) - \beta C(S)

Dimana:

SS adalah stabilitas sistem

\alpha adalah laju adaptasi atau akomodasi terhadap perubahan

K adalah kapasitas maksimal sistem menampung tekanan

C(S)\beta C(S) adalah faktor ketegangan dan konflik yang bersifat nonlinier terhadap stabilitas

Ketika nilai C(S)>S(1S/K)\beta C(S) > \alpha S(1 - S/K), maka sistem mulai mengalami penurunan stabilitas mendekati zona transisi atau chaos.

Implikasi Geostrategis dari Model Kuasi-Stabil

1. Perlu Deteksi Dini (Early Warning Systems)
Kita butuh algoritma dan pemodelan yang dapat menangkap gejala dini dari pergeseran sistemik: seperti pergeseran investasi militer, lonjakan retorika diplomatik, atau gesekan aliansi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun