"Kak Al, terima kasih sudah mau membantuku," celetukku.
"Iya," jawabnya.
      Akhirnya aku sampai ke rumah, dari kejauhan terlihat ayah sedang menunguku di depan rumah. Ayah terlihat sangat mengkhawatirkanku karena terlihat dari gerak geriknya yang mondar-mandir keresahan.
"Assalamua'laikum Ayah, maaf Ranti pulang malam soalnya tadi Ranti menunggu angkutan umum tetapi tidak kunjung datang yah," ungkapku pada ayah supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
"Wa'alaikumussalam, Alhamdulillah nak kamu sudah pulang. Ayah mengkhawatirkan kamu dari tadi. Lantas itu siapa nak?" tanya ayah.
"Oh saya Alathas Om, saya kakak kelasnya Ranti sekaligus menjabat ketua Osis di sekolah. Maaf saya sudah lancang mengantarkan putri Om karena tadi saya tidak tega melihat Ranti kebingungan mencari kendaraan umum," ungkap Kak Alathas.
"Oh seperti itu, terima kasih ya nak sudah mau mengantarkan Ranti ke rumah dengan selamat. Ayo masuk dulu kita makan malam bersama," ucap ayah sambil menawarkan Kak Alathas untuk makan malam bersama.
"Sebelumnya terima kasih Om, tetapi saya lebih baik pulang karena takutnya Ibu sudah menunggu di rumah." Tolaknya.
"Kalau begitu saya pulang dulu ya Ran, Om." Pamitnya.
"Oh baik, terima kasih Kak sekali lagi," ucapku.
"Hati-hati nak di jalannya," kata ayah.