Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gagal Dulu, Gagal Lagi, Sukses Terus!

21 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:36 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"OOOOOWWW! Ketahuan nih lagi berduaan," surak Devina dan Sheren.

"Hehehe ... ada apa sih kalian? Ganggu aja," aku tersipu malu.

"Jadi sekarang udah jadian nih?" ucap Devina.

"HORE! AKHIRNYA!!!!" sambung Sheren.

"Hahaha ... pesta besar nih di rumah Ranti," celetuk Devina.

"Oh iya Ran, tadi aku bertemu Dinda katanya dia ingin bertemu denganmu. Lokasinya ada di amplop itu," ujar Sheren.

              Aku menerima amplop itu dan aku harus berpamitan kepada Alathas karena aku harus bertemu dengan Dinda. Namun, ketika aku berjalan menuju lokasi yang tertera di amplop aku mendengar tentang pengumuman siswa yang lulus seleksi program pertukaran pelajar. Dan setelah semuanya disebutkan namaku tidak tercantum di dalamnya. Kecewa rasanya ketika aku harus gagal dan membuat kesedihan kembali untuk orang tuaku. Aku langsung pergi lari ke toilet sekolah, aku menangis di toilet itu dan tidak ada seorang pun yang tahu keberadaanku. Aku luapkan rasa kecewaku di toilet itu. Tiba-tiba aku teringat amplop yang diberikan oleh Sheren dan Devina, ternyata isi amplop itu adalah foto-fotoku bersama Alathas ketika aku diantar oleh Alathas pulang ke rumah saat pertama kali. Foto-foto itu persis dengan foto yang terpampang di mading sekolah saat pertama aku masuk ke sekolah ini.  Sangat terkejut melihat foto-foto itu tetapi aku belum berani menyimpulkan bahwa foto itu sengaja diambil oleh Dinda.

              Tidak lama aku keluar dari toilet dengan wajahku yang sembab ini. Tiba-tiba dari arah pintu masuk muncul Dinda, aku sangat heran ketika dia muncul. Akan tetapi, tadi dalam surat tercantum bahwa Dinda posisinya ada di tempat yang tertera di amplop. Apakah ini yang dimaksud tempatnya?

"Menangis bagi sang penghianat itu tidak artinya," ucap Dinda dengan lantang.

"Maksudnya Din?" tanyaku.

"Sebuah ikatan janji yang dimiliki dua orang sahabat itu sangatlah sakral untuk diingkari apalagi yang membuat janjinya terlebih dahulu. Hapus air matamu Ran, untuk apa air mata itu. Kamu yang memulai dan kamu yang menuai, kamu yang berjanji tetapi kamu yang mengingkari, dasar pengecut!" ucap Dinda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun