Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gagal Dulu, Gagal Lagi, Sukses Terus!

21 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:36 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Suttt ... biarkan saja emang seperti itu mungkin sifatnya hihihi." Sheren tertawa kecil.

            Selama aku duduk di kantin dan menikmati bekal dari ibu, Kak Alathas selalu mencuri pandangannya kepadaku. Namun, aku tidak memperdulikan hal itu karena takutnya dia merasa kepedean dan malu. Tiba-tiba dari arah belakang Kak Alathas terlihat geng perusuh itu datang dan pada akhirnya menghampiri Kak Alathas yang sedang makan siang itu.

"Halo sayangku, cintaku, honey body sweetyku, kok sendiran aja sih makannya. Mau aku temani gak?" rayu Kak Ilene pada pria kepala batu itu sambil memberikan mata sinisnya kepadaku.

"Idih apaan sih, alay banget," ucapku dalam hati.

            Pria kepala batu itu hanya diam saja tanpa memberikan jawaban kepastian pada Kak Ilene. Dan terlihat dari raut wajahnya sepertinya si kepala batu merasa risi jika harus makan bersama Kak Ilene. Dan dari situ aku bisa menyimpulkan bahwa marahnya Kak Ilene kepadaku itu karena Kak Alathas telah mengantarku pulang ke rumah sehingga dia merasa tersaingi dan jatuhnya cemburu. Padahal kalau dia tahu sebenarnya aku tidak mau pulang bareng si kepala batu itu juga terpaksa.

            Aku memperhatikan gerak geriknya Kak Ilene sampai makananku habis. Dan benar dia sangat mencari perhatian dari Alathas dan aku hanya bisa tertawa dalam hati karena menurutku dia tidak tahu diri. Sheren hanya bisa fokus terhadap makanannya tanpa bisa melihat apa yang terjadi di belakangnya.

"Ran, kamu kenapa sih kok dari tadi aku lihat kamu terus memperhatikan Kak Alathas," ucap Sheren.

            Duh ... ternyata ada yang memperhatikanku, malu banget rasanya ketika kepergok seperti itu.

"Mmmm ... ng-gg-ak kok Sher, aku ga memperhatikan si kepala batu," jawabku gugup.

"Hah? Apa? Kepala batu? Siapa dia? Kak Alathas maksudmu?" tanya Sheren.

"Mmm bukan-bukan kamu salah dengar maksudku itu di kepalamu ada batu kerikil kecil." Bantahku sambil berpura-pura mengambil kerikil di kepala Sheren.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun