Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gagal Dulu, Gagal Lagi, Sukses Terus!

21 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:36 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Saat aku keluar dari toilet teman baruku Audrey berkata kepadaku bahwa aku sedang dicari oleh Kak Ilene. Kak Ilene itu kakak kelasku yang cantik dan bisa dibilang sebagai perempuan yang berpengaruh di sekolah ini. Dan ternyata dia anak kepala sekolah di sini jadi dia mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan murid yang bermasalah dengannya.

            Mampus, kenapa aku dicari Kak Ilene ya? Apa salahku coba? Apakah ini berkaitan dengan foto di mading tadi? Tiba-tiba saat aku hendak menuju aula sekolah terdapat tiga cewek yang mencegatku dan sepertinya itu Kak Ilene bersama gengnya. Mengapa mereka mencegatku ya? Tanyaku dalam hati.

"Oh jadi ini adik kelas yang udah berani gerak cepat di sekolah ini?" tanya Kak Ilene yang sambil memegang daguku.

            Kutapis tangannya yang menempel di wajahku ini karena hal itu sudah terlewat batas menurutku.

"Wow sudah berani ya kamu? Baru saja masuk sudah berbuat ulah denganku," sahut temannya yang merupakan bagian dari gengnya.

"Emang kurang ajar nih anak," ungkap Kak Ilene yang hendak menamparku tetapi kutahan tangannya supaya tidak mendarat di pipiku dan kulepaskan tangannya dengan sekuat tenagaku.

"Aw." Kak Ilene merasa kesakitan karena tangannya kutapis.

"Maaf ya Kak sebelumnya, di sini salah saya apa? Dan kenapa Kakak berani menamparku apakah itu pantas dikatakan sebagai wanita yang sekaligus anak kepala sekolah di sini. Dan maaf saya tidak ada waktu untuk melayani kalian." Kutinggalkan mereka karena mereka hanya membuat kegaduhan saja.

            Di aula aku hanya bisa memikirkan hal yang terjadi barusan bahkan aku merasa bersalah karena telah masuk ke sekolah ini. Aku kira sekolah ini mengundangku kepada jalur kesuksesan tetapi sebaliknya mengundang keributan. Sheren, dia teman baruku di sekolah ini. Dia orangnya baik banget karena selalu menenangkanku saat aku ada masalah. Di aula kami duduk berdampingan bahkan saat pemateri berbicara di depan kami tidak mendengarkan malah kami membahas masalahku yang tadi. Memang sebenarnya perbuatanku salah tetapi kalau sesuatu yang dipaksakan 'kan tidak akan benar.

"Sheren, tahu gak tadi aku dicegat siapa?" tanyaku pada Sharen.

"Gak tahu tuh, emangnya siapa Ran?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun