Mohon tunggu...
Raka Abbiyan Permana
Raka Abbiyan Permana Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Menulis adalah inspirasiku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gagal Dulu, Gagal Lagi, Sukses Terus!

21 Februari 2021   11:31 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:36 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              Daripada selalu melihat orang yang gonta-ganti baju aku merasa iseng saja untuk mencoba suatu gaun pengantin yang ada di butik sana. Aku ganti terlebih dahulu di ruang ganti. Setelah aku keluar dari bilik itu, semua perhatian tertuju kepadaku. Rasanya aku sedang menjadi princess yang sedang menikmati udara luar dan indahnya alam semesta. Kak Alathas saja sampai heran melihat kondisiku sekarang dengan balutan gaun pengantin ini.

"Iii-ini kamu, Ran? Cantik sekali," ungkapnya sambil terus menatapku tanpa henti-hentinya

"Apaan sih kak, biasa saja deh!" tegurku padanya.

"Benar Ran, aku serius Ran," ucapnya kembali.

"Hehehe terima kasih, Kak." Dengan memberi sedikit senyuman karena tersipu malu.

"Oh iya Kak, tujuan Kakak ke sini buat beli jas saja? Untuk apa?" tanyaku.

"Iya, beli jas saja. Jas ini akan saya pakai nanti pas acara perpisahan sekolah 'kan waktunya sebentar lagi," jelasnya.

"Oh, iya benar juga sih."

              Akhirnya Alathas menemukan jas yang cocok dipakai olehnya. Dan menurutku jas itu menambah aura yang baik terhadap tampilan Alathas. Kami pun bergegas pulang setelah belanja di toko itu. Ini kedua kalinya aku pulang bersama dia rasanya sangat berbeda dengan kejadian saat itu. Sekarang jalanan ini diisi oleh obrolan kami yang cenderung bahagia bahkan aku pun selalu ketawa ketika dia berbicara sesuatu yang menurutku lucu. Tiba-tiba saat aku tertawa lepas tangan dia menarik tanganku dan aku sangat terkejut dengan perlakuan dia ke aku dan tanganku ditarik dan diisyaratkan untuk berpegangan kepada pinggangnya tetapi anehnya tanganku tidak dilepaskan terus digenggam oleh jari jemarinya.

"Kak, kenapa tanganku gak dilepas?" tanyaku.

"Ingin tahu?" jawabnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun