Â
Dan sambil berkata demikian, ia melemparkan anjing itu keluar jendela, jauh berbeda dari melatihnya untuk melompati lingkaran.
Â
Beberapa bulan kemudian sang raja meminta agar anjing-anjing itu dibawa ke hadapannya. Renzolla, yang saat itu sedang memintal benang halus ketakutannya, berlari lagi menuju istana sang peri. Di depan pintu ia mendapati seorang lelaki tua renta, sang penjaga pintu. Lelaki tua itu bertanya kepadanya, "Siapa engkau, dan apa yang kau cari di sini?"
Â
Mendengar pertanyaan aneh ini, Renzolla menjawab dengan kasar, "Apakah engkau tidak tahu siapa aku, janggut-kambing?"
Â
"Kau hendak menikamku dengan pisau?" balas si tua. "Pencuri justru mengejar polisi! 'Menjauhlah dariku, kau akan mengotorku,' kata si pandai tembaga. Menunduklah kalau tak ingin terkena pukulan! Aku, janggut-kambing? Kau sendiri janggut-kambing dan setengah! Karena kau memang pantas mendapat julukan itu---bahkan lebih buruk lagi---atas kesombonganmu! Tunggu saja, gadis angkuh dan congkak, aku akan membukakan matamu! Kau akan melihat ke mana kesombongan dan kecongkakanmu telah menyeretmu."
Â
Sambil berkata demikian, ia masuk ke sebuah kamar kecil, mengambil sebuah cermin, lalu menaruhnya di hadapan Renzolla.
Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130