Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Giambattista Basile (sumber: Wikimedia Commons / Nicolaus Perrey, setelah Jacobus Pecini) 

 

Mendengar luapan kata-kata tajam itu, si page yang janggutnya masih tipis dan kebijaksanaannya lebih tipis lagi membalas dengan mata uang yang sama, katanya, "Kenapa tidak kau tutup saja lubang gotmu itu, nenek setan, penyedot darah, penyihir penenggelam bayi, pengotor kain, pengumpul kentut?"

 

Ketika kata-kata itu menusuk telinga, perempuan tua itu begitu marah hingga kehilangan kendali dirinya, dan, seperti kuda yang lepas dari kandang kesabaran, ia mengangkat tirai panggungnya dan menampakkan sebuah tontonan hutan liar, pemandangan yang mungkin akan membuat Silvio berkata, 'Pergilah dan buka matamu dengan tandukmu.'

 

Dan pada saat itu juga, Zoza mulai tertawa terbahak-bahak hingga hampir kehilangan kesadarannya.

 

Namun ketika mendapati dirinya ditertawakan, perempuan tua itu murka tak terperi; dengan wajah menakutkan ia berpaling kepada Zoza dan berkata, "Enyahlah! Dan semoga kau tak pernah memetik sekuntum bunga suami kecuali bila kau mengambil pangeran dari Padang Bundar!"

 

Mendengar kata-kata itu, Zoza segera memanggil perempuan tua itu, sebab ia ingin tahu dengan segala cara apakah yang diucapkan barusan merupakan sebuah hinaan atau sebuah kutukan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun