Dan ketika terbuka, tampaklah keindahan, kemegahan, serta kemewahan yang luar biasa, sungguh sulit dipercaya mata manusia. Melihat semua itu, Antuono segera berkata, "Tertutuplah, taplak meja!"
Â
Dan setelah segalanya kembali tertutup rapat di dalamnya, ia bergegas menuju penginapan yang sama seperti sebelumnya. Sesampainya di sana, ia berkata kepada si penjaga penginapan, "Tolong simpan taplak ini, dan jangan coba-coba mengatakan 'terbukalah' atau 'tertutuplah, taplak meja!'"
Â
Si penjaga, seorang penipu tiga kali matang, berkata: "Serahkan saja padaku." Dan setelah ia kembali membuat Antuono kenyang hingga kekenyangan dan yakin bahwa ia sudah menggenggam monyet dari ekornya, ia mengirimnya ke ranjang, lalu mengambil taplak itu dan berkata, "Terbukalah, taplak meja!"
Â
Maka terbukalah taplak itu, dan keluarlah begitu banyak barang-barang berharga hingga menakjubkan mata. Lalu si penjaga mencari taplak lain yang mirip, dan ketika Antuono bangun, ia menukar yang asli dengan yang palsu.
Â
Antuono pun melenggang pergi dan sampai ke rumah ibunya sambil berseru, "Kali ini benar-benar kita akan menendang kemiskinan! Kali ini benar-benar kita akan menemukan obat bagi kain tambal dan compang-camping kita!"
Â
Selesai berkata, ia bentangkan taplak itu di lantai dan mulai berkata, "Terbukalah, taplak meja!"
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130