"Ah, betapa banyak manusia terbunuh tanpa alasan!" seru Menechella. "Sungguh baik perbuatanmu! Kau tak pantas memiliki saudara semulia itu! Sebab ketika ia mendapati dirinya satu ranjang denganku, ia membagi selimut dengan penuh kesopanan, dan kami berbaring masing-masing di tempat kami sendiri!"
Â
Mendengar itu, Cienzo menyesali kesalahan besar yang lahir dari putra keangkuhan dan ayah kebodohan, dan ia menggaruk setengah wajahnya sendiri karena marah dan malu. Tetapi ia kemudian teringat pada ramuan ajaib yang ditunjukkan kepadanya oleh naga. Maka diusapnyalah leher saudaranya dengan ramuan itu, dan kepala Meo segera melekat kembali, hingga ia hidup dan utuh seperti sedia kala.
Â
Lalu Cienzo memeluknya dengan sukacita yang besar, memohon ampun atas tindakannya yang terburu-buru dan keliru dalam hendak menyingkirkan saudaranya dari dunia. Setelah itu keduanya pergi bersama menuju istana.
Â
Di sana mereka memanggil Antoniello beserta seluruh keluarganya. Antoniello pun menjadi kesayangan sang raja, yang pada akhirnya melihat dalam diri putranya kebenaran dari pepatah lama:
"Kapal yang bengkok pun akhirnya menemukan pelabuhan yang lurus."
Si Muka Kambing
Hiburan Kedelapan pada Hari Pertama
Â
Ketika Ciulla telah selesai menuturkan kisah manisnya, Paola yang gilirannya tiba untuk masuk dalam tarian, mulai berkata:
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130