Dan itulah keselamatan rumah tangganya, sebab beberapa potongan besar plester pecah, dan di dalamnya ia temukan sebuah periuk penuh dengan scudo emas.
Â
Disambarnya periuk itu dengan kedua tangannya, dan ia berlari pulang secepat angin, sambil berteriak, "Ibu! Ibu! Lihatlah kacang merah ini, lihatlah semuanya, lihatlah!"
Â
Begitu ibunya melihat koin-koin itu, ia segera mengerti bahwa anaknya akan mengumumkan hal ini kepada dunia, dan ia pun berkata kepadanya agar menunggu di ambang pintu hingga penjual ricotta lewat, karena ia ingin membeli susu seharga satu koin.
Â
Vardiello, yang selalu lahap akan segala sesuatu, segera duduk di depan pintu, dan lebih dari setengah jam lamanya ibunya, dari jendela atas, menurunkan hujan deras berupa lebih dari enam gulungan kismis dan buah ara kering, yang dipungut oleh Vardiello sambil berseru, "Oh, Ibu! Oh, Ibu! Ambillah baskom, keluarkanlah tempayan, siapkanlah ember, sebab jika hujan ini terus turun, kita akan menjadi kaya!"
Â
Dan ketika perutnya telah penuh sesak, ia pun naik ke atas untuk tidur.
Â
Suatu hari, ada dua pekerja, dari golongan yang suka berkeluyuran di sekitar pengadilan, tengah bertengkar tentang siapa yang berhak atas sebuah koin emas yang ditemukan di tanah.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130