Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Il Pentamerone, Volume II (1636) --- Wikimedia Commons 

 

Tetapi Renzolla, masih merasa dirinya sama seperti dahulu kala ketika tinggal di rumah sang peri, karena ia belum pernah bercermin dan melihat wajahnya yang telah berubah, melemparkan gulungan rami itu ke luar jendela, seraya berkata, "Raja sungguh buang-buang waktu bila mengira aku akan mau disibukkan dengan pekerjaan remeh ini! Jika ia ingin baju, biarlah ia membelinya sendiri! Dan jangan sampai ia membayangkan bahwa aku ditemukan dari selokan! Biarlah ia ingat bahwa aku membawa tujuh juta keping emas ke dalam rumahnya, dan bahwa aku adalah istrinya, bukan pelayannya; tampaknya bagiku ia bertingkah seperti keledai karena memperlakukanku dengan cara begini."

 

Namun demikian, ketika Sabtu pagi tiba dan Renzolla melihat bahwa pelayan itu telah memintal seluruh bagian raminya, ia pun dilanda rasa takut luar biasa bahwa dirinya akan mendapat cambukan keras. Maka ia bergegas menuju istana sang peri dan mengadukan nasib malangnya.

 

Sang peri memeluknya dengan kasih yang besar, lalu memberinya sebuah karung penuh rami yang sudah dipintal, agar ia dapat menunjukkannya kepada sang raja sebagai bukti bahwa ia seorang istri yang rajin dan pandai mengurus rumah tangga.

 

Renzolla mengambil karung itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun sebagai ungkapan terima kasih atas kebaikan tersebut, lalu kembali ke istana raja. Sang peri, karena sakit hati akan keburukan budi si gadis yang tak tahu berterima kasih itu, melemparkan batu-batu kecil ke arahnya ketika ia pergi.

 

Setelah sang raja menerima hasil pintalan itu, ia memberikan kepada mereka masing-masing seekor anjing kecil, satu untuk Renzolla dan satu untuk si pelayan, dan memerintahkan agar mereka merawat serta membesarkannya dengan baik.

Pelayan itu membesarkan anjingnya dengan suapan roti lembut, memperlakukannya laksana seorang anak. Tetapi Renzolla berkata, "Apakah kakekku mewariskan urusan merepotkan ini kepadaku? Apakah bangsa Turki sudah menyerang negeri ini, hingga aku harus menyisir bulu anjing dan membawanya keluar untuk buang kotoran?!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun