Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Il Pentamerone, Volume II (1636) --- Wikimedia Commons 

Begitu ogre itu melihat bahwa Canneloro tak lagi bersenjata, ia pun menampakkan wujud aslinya, menangkapnya, lalu menurunkannya ke dalam sebuah lubang di bagian belakang gua. Setelah itu ia menutup lubang itu dengan sebuah batu besar, berniat menyantapnya kelak.

 

Namun, ketika Fonzo  yang setiap pagi dan petang selalu mengunjungi semak murad dan mata air untuk mencari kabar tentang Canneloro, mendapati bahwa murad itu mulai layu dan airnya keruh, ia segera membayangkan bahwa sahabatnya tengah berada dalam kesulitan.

 

Ingin segera menolong, ia naik ke atas kudanya tanpa meminta izin pada ayah maupun ibunya. Berbekal senjata lengkap dan ditemani dua ekor anjing bertuah, ia berangkat mengembara menempuh jalan dunia.

 

Ia menempuh perjalanan jauh, berkelana ke berbagai arah, hingga akhirnya tibalah ia di Long Pergola.

 

Di sana, ia mendapati seluruh kerajaan itu diselimuti kain hitam, meratap atas kematian Canneloro yang mereka anggap sudah pasti. Dan ketika Fonzo masuk ke istana, semua orang, karena wajahnya begitu mirip dengan Canneloro  berlari menemuinya, yakin bahwa ia adalah sang menantu yang kembali dari kematian, lalu segera pergi kepada Putri Fenizia untuk menuntut janji hadiah mereka.

 

Putri itu pun, dengan hati meluap kegembiraan, bergegas menuruni tangga istana dan memeluk Fonzo erat-erat, seraya berseru, "Wahai suamiku, belahan jiwaku! Ke manakah engkau menghilang selama hari-hari ini?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun