Â
Mendengar ucapan itu, Fonzo segera menduga bahwa memang benar sahabatnya telah singgah di negeri itu, dan kemudian meninggalkannya. Maka ia memutuskan untuk menanyai sang putri dengan cermat, agar dari kata-katanya ia dapat menyingkap keberadaan Canneloro.
Â
Dan setelah ia mendengar bahwa Canneloro telah menjerumuskan dirinya dalam bahaya besar saat perburuan yang terkutuk itu, terlebih karena mungkin saja ia telah jatuh ke tangan ogre, makhluk yang terkenal amat kejam terhadap manusia, Â Fonzo pun langsung memahami bahwa sahabatnya memang telah ditawan oleh makhluk itu.
Â
Namun ia berpura-pura tidak tahu menahu, dan ketika malam tiba ia pun pergi beristirahat di ranjangnya.
Â
Berpura-pura seolah ia telah mengucapkan sebuah sumpah kepada Dewi Diana untuk tidak menyentuh istrinya malam itu, Fonzo pun membaringkan diri di ranjang, menaruh pedangnya yang masih terhunus di antara dirinya dan Fenizia, laksana pagar yang memisahkan keduanya.
Â
Pagi pun tiba. Ia tak sabar menanti Matahari muncul, yang dengan pil emasnya membuat langit menyingkirkan bayangan malam. Sebab, begitu keluar dari ranjang, ia berniat segera pergi berburu.
Â
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130