Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Il Pentamerone, Volume II (1636) --- Wikimedia Commons 

Tetapi kepada setiap orang yang bertanya, "Kain apa ini?" ia menjawab, "Kau bukan orang yang cocok denganku, kau terlalu banyak bicara."

 

Dan jika ada orang lain yang bertanya, "Berapa harga yang kau minta?" ia pun menyebutnya cerewet, dan berkata bahwa mereka memberati otaknya serta membuat kepalanya sakit.

 

Akhirnya, tibalah ia di sebuah halaman rumah kosong yang telah ditinggalkan karena dihuni oleh roh pengganggu. Di sanalah bocah malang itu, letih kakinya dan penat berlarian, duduk di atas sebuah tembok kecil.

 

Melihat tiadanya lalu-lintas di tempat itu, yang tampak seperti ladang yang telah dijarah, ia berkata dengan takjub kepada sebuah patung plester yang berdiri di sana, "Katakan padaku, kawan, apakah tak ada seorang pun yang tinggal di sini?"

 

Dan ketika melihat patung itu tak menjawab, tampaklah olehnya bahwa ini adalah seorang yang sedikit bicara, maka katanya, "Apakah kau ingin membeli kain ini? Akan kuberikan padamu dengan harga baik!"

 

Dan karena patung itu tetap diam, ia pun berkata, "Aku bersumpah, inilah yang kucari! Ambillah, lihatlah, lalu berikan kepadaku berapa pun yang kau kehendaki; besok aku akan kembali untuk mengambil uangnya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun