Mohon tunggu...
Doppo Bungaku
Doppo Bungaku Mohon Tunggu... Pendongeng Pemula

Konon, ada seorang pengembara yang memikul ransel berisi serpihan cerita. Ia mendengar bisikan pohon tua, percakapan api unggun, dan nyanyian anak-anak yang terlupakan. Semua ia simpan, satu per satu, hingga terkumpul menjadi mozaik dongeng yang bisa membuat siapa pun kembali percaya pada keajaiban.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lo cunto de li cunti atau Pentamerone: Hari Pertama

5 Oktober 2025   09:03 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:03 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Il Pentamerone, Volume II (1636) --- Wikimedia Commons 

"Tak usah heran,' jawab lelaki tua itu, 'sebab jika kau membaca kisah-kisah kuno, akan kau dapati bahwa hanya dengan menyentuh setangkai bunga di Padang Olenia, perut Juno membuncit dan ia pun melahirkan."

 

"Kalau begitu," simpul sang raja, "carilah hati naga itu saat ini juga. Bagaimanapun, aku tak punya apa-apa lagi untuk direlakan."

 

Maka raja mengutus seratus nelayan ke laut. Mereka menyiapkan harpun, pukat, kail, jala, perangkap, tali, dan gulungan, lalu berlayar, menjelajah jauh dan luas, hingga akhirnya mereka berhasil menangkap seekor naga. Segera mereka merobek dadanya, mengeluarkan hatinya, dan membawanya kepada sang raja, yang kemudian menyerahkannya kepada seorang dayang cantik untuk dimasak.

 

Dayang itu mengunci diri di dalam sebuah ruangan, dan begitu ia menaruh hati naga itu di atas api, uap yang mengepul dari rebusan mulai menyebar. Tak lama berselang, bukan hanya sang juru masak jelita itu sendiri yang mengandung, tetapi seluruh perabot dalam kamar pun ikut membesar. Dalam beberapa hari saja, mereka semua "melahirkan."

 

Ranjang besar melahirkan ranjang kecil, peti besar melahirkan peti mungil, kursi-kursi besar melahirkan kursi kecil, meja besar melahirkan meja kecil, dan bahkan pispot pun melahirkan sebuah pispot mungil yang berhias begitu indah, hingga orang akan tergoda untuk memakannya.

 

Belum lagi hati itu tersaji di hadapan sang ratu, ia sudah merasakan perutnya sendiri mulai membesar. Dan hanya empat hari kemudian, baik ia maupun sang dayang sama-sama melahirkan bayi lelaki yang sehat dan gagah, yang wajahnya begitu serupa sehingga tak seorang pun mampu membedakan keduanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun