Minimnya universitas Muslim dalam peringkat global mencerminkan lemahnya sistem pendidikan dan riset.
Investasi dalam R&D (Research & Development) harus diperkuat, dengan fokus pada bidang teknologi, kesehatan, dan energi yang berbasis prinsip Islam.
b. Kebijakan Riset Berbasis Paradigma Integratif
-
Negara-negara Muslim harus meningkatkan anggaran riset hingga minimal 2% dari PDB, sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara maju seperti AS (2,7%), Jerman (3%), dan Korea Selatan (4,8%).
Pendanaan riset harus diarahkan pada proyek-proyek yang menghubungkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Islam, seperti:
Astrofisika Islam (kajian kosmologi berbasis Al-Qur'an).
Bioteknologi Halal (pengembangan obat dan makanan berbasis Islam).
Ekonomi Islam berbasis Big Data dan AI.
Negara-negara Muslim dapat membentuk jaringan riset global seperti OKI Research Consortium, yang bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar-ilmuwan Muslim.
3. Rekomendasi: Sinergi Akademisi, Ulama, dan Ilmuwan
Untuk membangun kembali kejayaan sains Islam, diperlukan kerja sama lintas disiplin antara akademisi, ulama, dan ilmuwan.