Meskipun memiliki sejarah keemasan dalam ilmu pengetahuan, umat Islam saat ini gagal membangun sistem keilmuan yang mengintegrasikan wahyu dan sains. Beberapa pertanyaan kritis yang muncul adalah:
Apakah reduksionisme dalam memahami Al-Qur'an menjadi penyebab utama stagnasi intelektual umat Islam?
Bagaimana perbedaan metode tafsir klasik dan modern dalam menjembatani wahyu dan ilmu pengetahuan?
-
Sejauh mana umat Islam dapat mengembangkan sains tanpa kehilangan akar nilai-nilai keislaman?
Bagaimana membangun paradigma epistemologis yang mampu menyatukan ilmu-ilmu Islam dan sains modern dalam satu kerangka integratif?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting untuk dijawab guna memahami penyebab kegagalan umat Islam dalam membangun paradigma sains berbasis Al-Qur'an serta menemukan solusi yang konkret.
1.3. Tujuan Artikel: Kritik terhadap Reduksionisme dalam Memahami Al-Qur'an dan Tawaran Paradigma Integratif
Artikel ini bertujuan untuk:
Mengkritisi reduksionisme dalam memahami Al-Qur'an, baik dalam bentuk ritualisme tekstual maupun saintifik-sekulerisme.
Menjelaskan bagaimana epistemologi Islam klasik sebenarnya telah menawarkan pendekatan yang lebih integratif antara wahyu dan ilmu pengetahuan.
Menawarkan model paradigma sains Islam yang berbasis Al-Qur'an, di mana wahyu bukan hanya menjadi sumber moral dan spiritual, tetapi juga fondasi dalam membangun sistem ilmu pengetahuan yang lebih holistik dan inovatif.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!