Al-Attas fokus pada membangun epistemologi Islam, agar umat Islam memiliki kerangka berpikir yang kuat dalam sains.
Sardar lebih menekankan aplikasi sains Islam, agar teknologi tidak hanya berkembang pesat, tetapi juga berorientasi pada nilai-nilai Islam dan keadilan sosial.
Pendekatan ini dapat dikombinasikan untuk membangun sains Islam yang lebih holistik, di mana:
-
Wahyu menjadi dasar epistemologi sains (perspektif al-Attas).
Sains dikembangkan dalam konteks sosial dan masa depan (perspektif Sardar).
Jika integrasi ini berhasil, umat Islam tidak hanya akan mengejar ketertinggalan dalam sains dan teknologi, tetapi juga dapat memimpin inovasi global dengan paradigma yang lebih etis, spiritual, dan berkeadilan.
C. Reduksionisme dan Sekularisme dalam Perspektif Filsafat serta Relevansinya dalam Islamisasi Sains
Dalam filsafat ilmu, reduksionisme dan sekularisme menjadi dua tantangan utama dalam pengembangan Islamisasi sains. Kedua konsep ini berpengaruh terhadap cara sains dipahami, dikembangkan, dan diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.
1. Reduksionisme dalam Perspektif Filsafat
Definisi Reduksionisme
Reduksionisme adalah pendekatan dalam filsafat ilmu yang berusaha menjelaskan fenomena kompleks dengan menguraikannya menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Reduksionisme sering digunakan dalam sains modern, terutama dalam: