Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AI, Teknologi Kuantum, dan Fusi Nuklir dalam Dialektika Integrasi Wahyu dan Sains

13 Maret 2025   02:05 Diperbarui: 13 Maret 2025   02:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reduksionisme Metodologis: Fenomena dapat dipahami dengan cara menganalisis bagian-bagian kecilnya (contoh: biologi direduksi menjadi kimia, kimia direduksi menjadi fisika).

  • Reduksionisme Ontologis: Segala sesuatu hanya dianggap nyata jika dapat diukur dan dijelaskan secara materialistik.

  • Reduksionisme Epistemologis: Ilmu hanya sah jika berdasarkan metode empiris, sedangkan aspek metafisik dianggap tidak relevan.

  • "The whole is nothing but the sum of its parts."
     --- Francis Crick (biolog molekuler)

    Kritik terhadap Reduksionisme

    1. Mengabaikan Kompleksitas dan Interaksi

    Reduksionisme gagal menjelaskan bagaimana kesadaran, etika, atau makna spiritual muncul dari sekadar proses biologis.

    Dalam fisika kuantum, reduksionisme menghadapi kesulitan dalam menjelaskan fenomena seperti superposisi dan entanglement.

    1. Menyingkirkan Dimensi Spiritual dan Makna

    Dalam ilmu sosial, reduksionisme sering menyederhanakan perilaku manusia hanya sebagai reaksi kimia otak, tanpa mempertimbangkan aspek moral dan nilai-nilai spiritual.

    Relevansi dalam Islamisasi Sains

    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun