Contoh Sikap Ilmuwan Muslim
Mishal Al-Ansari (Qatar): Mendorong AI Islamik yang beretika, seperti sistem AI yang bisa membantu dalam ijtihad hukum.
Prof. Ahmed Elgammal (Mesir-AS): Mengembangkan AI dalam bidang seni dengan prinsip yang tidak melanggar nilai Islam tentang penciptaan gambar makhluk hidup.
b) Teknologi Kuantum dan Perspektif Islam
Sikap ilmuwan Islam terhadap fisika kuantum lebih fleksibel, karena beberapa prinsip kuantum justru mendukung pandangan metafisik Islam:
Ketidakpastian Heisenberg dianggap selaras dengan konsep takdir (qadar), bahwa meskipun ada probabilitas, Allah tetap memiliki kehendak mutlak.
Entanglement (keterhubungan kuantum) dapat dijadikan dasar untuk memahami interkoneksi antara makhluk dan penciptaannya.
Kuantum computing dipandang sebagai bentuk pemrosesan informasi yang lebih mendekati cara alam semesta bekerja, dan memiliki potensi besar dalam kriptografi Islam untuk keamanan data syariah.
Contoh Sikap Ilmuwan Muslim
Mohamed El Naschie (Mesir): Mengembangkan model E-infinity Theory, yang mencoba menghubungkan mekanika kuantum dengan teori geometri dalam Islam.
Muhammad Abdus Salam (Pakistan): Fisikawan Muslim peraih Nobel, yang menekankan bahwa fisika kuantum adalah cerminan keindahan dan keteraturan Ilahi.