a. Kolaborasi Ulama dan Ilmuwan dalam Pengembangan Sains Islam
Majelis Ulama dan Akademisi perlu menyusun pedoman riset sains berbasis Islam, yang menjelaskan bagaimana wahyu dapat menjadi sumber inspirasi dalam penelitian ilmiah.
Ilmuwan Muslim harus berperan aktif dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyah dengan pendekatan ilmiah.
b. Pendirian Lembaga Riset dan Think Tank Sains Islam
Diperlukan pusat riset Islam modern, yang fokus pada kajian sains dan teknologi dalam perspektif Islam.
Model seperti Baitul Hikmah di era Abbasiyah dapat dihidupkan kembali dalam bentuk Islamic Science Institute yang didukung oleh negara-negara Muslim.
c. Pembangunan Infrastruktur Ilmu Pengetahuan di Dunia Islam
Negara-negara Muslim harus membangun pusat-pusat riset kelas dunia, dengan fasilitas yang mampu menyaingi institut penelitian di Barat dan Asia Timur.
Dana Wakaf untuk Sains dan Teknologi: Sebagaimana di masa lalu, wakaf pendidikan dapat menjadi solusi dalam membiayai riset ilmiah berbasis Islam.
Membangun kembali sains Islam bukan sekadar proyek akademik, tetapi gerakan peradaban yang memerlukan reformasi epistemologi, sistem pendidikan, dan kebijakan riset. Dengan sinergi akademisi, ulama, dan ilmuwan, serta investasi yang serius dalam pendidikan dan riset, dunia Islam dapat kembali menjadi pusat inovasi dan ilmu pengetahuan global, sebagaimana yang pernah terjadi di era keemasan Islam.
BAB 6. Kesimpulan: Membangun Peradaban Berbasis Sains Islam