Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa tidak mengaitkan kemajuan sains dengan wahyu, tetapi dengan rasionalisme dan sekularisme.
Studi historis ini menunjukkan bahwa ada dua model peradaban sains: (1) Model Islam Klasik yang berbasis integrasi wahyu dan akal, serta (2) Model Sekular Modern yang berbasis rasionalisme murni. Kegagalan dunia Islam hari ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mempertahankan model pertama, sehingga hanya menjadi pengikut model kedua tanpa menciptakan paradigma sainsnya sendiri.
2.3 Analisis Empiris: Studi Kasus Keterbelakangan Sains di Dunia Islam dan Hambatan Dikotomi Berpikir
Untuk memperkuat argumentasi ini, analisis empiris akan dilakukan dengan mengkaji:
Statistik dan Indeks Ilmiah Dunia Islam:
Rendahnya jumlah publikasi ilmiah dari negara-negara Muslim dibandingkan dengan negara-negara Barat dan Asia Timur.
Minimnya anggaran riset dan pengembangan di dunia Islam.
Kurangnya universitas Muslim yang masuk dalam peringkat top dunia dalam bidang sains dan teknologi.
Fenomena Pola Pikir Dikotomis di Dunia Islam:
Di banyak negara Muslim, ada kecenderungan untuk memisahkan ilmu agama dan ilmu sains.
Lulusan madrasah atau pesantren sering kali memiliki pemahaman keislaman yang kuat tetapi kurang kompeten dalam sains dan teknologi.