Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AI, Teknologi Kuantum, dan Fusi Nuklir dalam Dialektika Integrasi Wahyu dan Sains

13 Maret 2025   02:05 Diperbarui: 13 Maret 2025   02:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa tidak mengaitkan kemajuan sains dengan wahyu, tetapi dengan rasionalisme dan sekularisme.

Studi historis ini menunjukkan bahwa ada dua model peradaban sains: (1) Model Islam Klasik yang berbasis integrasi wahyu dan akal, serta (2) Model Sekular Modern yang berbasis rasionalisme murni. Kegagalan dunia Islam hari ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mempertahankan model pertama, sehingga hanya menjadi pengikut model kedua tanpa menciptakan paradigma sainsnya sendiri.

2.3 Analisis Empiris: Studi Kasus Keterbelakangan Sains di Dunia Islam dan Hambatan Dikotomi Berpikir

Untuk memperkuat argumentasi ini, analisis empiris akan dilakukan dengan mengkaji:

  • Statistik dan Indeks Ilmiah Dunia Islam:

Rendahnya jumlah publikasi ilmiah dari negara-negara Muslim dibandingkan dengan negara-negara Barat dan Asia Timur.

Minimnya anggaran riset dan pengembangan di dunia Islam.

Kurangnya universitas Muslim yang masuk dalam peringkat top dunia dalam bidang sains dan teknologi.

  • Fenomena Pola Pikir Dikotomis di Dunia Islam:

Di banyak negara Muslim, ada kecenderungan untuk memisahkan ilmu agama dan ilmu sains.

Lulusan madrasah atau pesantren sering kali memiliki pemahaman keislaman yang kuat tetapi kurang kompeten dalam sains dan teknologi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun