Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AI, Teknologi Kuantum, dan Fusi Nuklir dalam Dialektika Integrasi Wahyu dan Sains

13 Maret 2025   02:05 Diperbarui: 13 Maret 2025   02:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Syed Muhammad Naquib al-Attas telah menulis tentang bagaimana fisika kuantum menegaskan konsep realitas Islam yang hierarkis.

c) Kontribusi dalam Fusi Nuklir

  1. Reaktor Fusi di Negara Islam

UAE dan Turki mulai berinvestasi dalam riset fusi nuklir, melihatnya sebagai solusi energi bersih yang sesuai dengan prinsip Islam.

Pakistan berkontribusi dalam riset fusi dengan partisipasi dalam proyek ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor).

  1. Fatwa dan Regulasi Nuklir Islam

Majelis Ulama di beberapa negara telah mulai membahas fatwa mengenai penggunaan energi nuklir untuk kepentingan damai.

Ilmuwan Muslim memainkan peran penting dalam membentuk etika, pengembangan, dan aplikasi dari teknologi AI, kuantum, dan nuklir. Sikap mereka menekankan:

  1. AI harus digunakan untuk maslahat umat, bukan sekadar eksploitasi ekonomi.

  2. Teknologi kuantum bisa memperkuat perspektif Islam tentang keteraturan semesta.

  3. Fusi nuklir adalah masa depan energi bersih yang sesuai dengan maqashid syariah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun