Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AI, Teknologi Kuantum, dan Fusi Nuklir dalam Dialektika Integrasi Wahyu dan Sains

13 Maret 2025   02:05 Diperbarui: 13 Maret 2025   02:05 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengembangkan Kebijakan Ilmu Pengetahuan Berbasis Islam

Pendanaan riset di negara-negara Muslim harus diarahkan pada proyek sains dan teknologi yang berbasis nilai Islam, seperti bioteknologi halal, energi terbarukan, dan kecerdasan buatan yang beretika.

Sinergi antara ulama, akademisi, dan ilmuwan harus diperkuat untuk menghasilkan kebijakan berbasis sains Islam.

Mewujudkan Kebangkitan Sains Islam

Kebangkitan sains Islam bukan sekadar proyek akademik, tetapi misi peradaban yang membutuhkan reformasi pemikiran, pendidikan, dan kebijakan.

  • Umat Islam harus keluar dari dikotomi antara agama dan sains, serta menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam klasik yang pernah membawa dunia pada puncak kejayaan intelektual.

  • Sains dan wahyu bukan dua entitas yang bertentangan, tetapi dua sisi dari satu realitas yang saling melengkapi.

  • Dengan membangun model epistemologi yang integratif, umat Islam dapat menciptakan peradaban berbasis ilmu pengetahuan yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga berakar pada nilai-nilai Islam.

Jika visi ini dapat diwujudkan, maka Islam akan kembali menjadi pusat inovasi ilmiah global, sebagaimana yang pernah terjadi pada era keemasan peradaban Islam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun