Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AI, Teknologi Kuantum, dan Fusi Nuklir dalam Dialektika Integrasi Wahyu dan Sains

13 Maret 2025   02:05 Diperbarui: 13 Maret 2025   02:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya 1-2% dari total publikasi ilmiah dunia berasal dari negara-negara OKI (Organisasi Kerjasama Islam).

Negara-negara Muslim hanya mengalokasikan rata-rata 0,5% dari PDB untuk riset dan pengembangan, jauh tertinggal dari negara maju yang mengalokasikan lebih dari 2%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa umat Islam masih terjebak dalam pemahaman yang sempit terhadap wahyu, sehingga ilmu pengetahuan berkembang di luar konteks Islam. Perubahan paradigma diperlukan agar Al-Qur'an tidak hanya menjadi objek bacaan ritual, tetapi juga menjadi sumber epistemologi dan metodologi ilmiah.

3. Paradigma Sains Islam: Sinergi antara Wahyu dan Sains Modern

Agar paradigma sains Islam dapat terwujud, diperlukan kerangka epistemologi yang utuh yang mengintegrasikan keilmuan Islam dan sains modern.

  • Mengadopsi Metode Ilmiah Modern dengan Perspektif Islam

Eksperimen dan observasi tetap menjadi dasar penelitian ilmiah, tetapi dengan pendekatan yang tidak terpisah dari nilai-nilai Islam.

Ilmuwan Muslim harus memahami sains dalam kerangka Tauhid, sehingga ilmu tidak hanya menjadi alat eksploitasi, tetapi juga pemakmuran bumi (QS. Hud 61).

  • Membangun Sistem Pendidikan yang Mengintegrasikan Islam dan Sains

Madrasah dan universitas Islam harus mengajarkan pendekatan saintifik berbasis wahyu.

Negara-negara Muslim harus meningkatkan investasi dalam riset dan pendidikan agar dapat bersaing dengan negara maju.

  • Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun