"Lidahku sudah menjadi dan sedikit lagi selain itu, dan keributan anak sungai, jatuh dari bebatuan yang tinggi: ke bawah ke lembah, aku akan menuangkan kata-kataku.
"Dan biarkan semburan cintaku mengalir ke semua jalan raya yang terhalang. Bagaimana bisa semburan membantu tetapi menemukan jalan ke laut!
"Sesungguhnya, sebuah danau terletak di dalam diriku, berpuas diri dan sendirian; tetapi aliran cintaku membuat ini bersamanya, turun --- ke laut!
"Jalan raya baru yang saya tapak, dunia baru datang kepada saya; seperti semua pencipta saya sudah bosan dengan bahasa-bahasa lama. Roh saya tidak lagi berjalan dengan sol yang usang.
"Terlalu lambat berjalan adalah pidato bagiku: ---Dalam keretamu, hai badai, apakah aku melompat! Dan bahkan engkau akan mencambuk iblisku.
"Begitulah kata Zarathustra." [11]
[1] Dikirim di University College pada 1 Desember 1910.
[2] WP, Â Vol. Aku p. 1.
[3] hsthetic (terjemahan oleh Douglas Ainslie), hlm. 350.
[4] Nietzsches sthetik, hal. 5.
[5] BT, Â hlm. 183.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122