Judul di atas mungkin terdengar kejam, karena Timnas Indonesia sebenarnya masih punya kesempatan lolos Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia lewat play-off, jika mampu mengalahkan Irak. Tapi, melihat penampilan Jay Idzes dkk saat ditekuk Arab Saudi 2-3, Kamis (9/10, dinihari WIB) rasanya mimpi lolos otomatis ke Piala Dunia perlu dilupakan.
Jujur saja, meski hanya kalah tipis, penampilan tim benar-benar kacau. Awalnya, secercah harapan datang dari penampilan oke di 15 menit awal, yang berbuah gol penalti Kevin Diks.Setelahnya, bencana.
Setelah kebobolan, Arab Saudi dengan enaknya mendominasi alur serangan dan menggempur habis gawang Indonesia. Dengan sering mengekspos sisi kanan pertahanan yang mudah dijebol, tim asuhan Herve Renard sudah mencetak 3 gol dan mengontrol situasi di setengah jam terakhir pertandingan, lewat sepasang gol Firas Al Buraikhan (termasuk satu penalti) dan satu gol Saleh Abu Al Shamat.
Pada momen ini, situasi kacau itu benar-benar sempurna. 3 dari 4 pemain Liga 1 yang menjadi starter, yakni Marc Klok, Yakob Sayuri, dan Beckham Putra seperti menunjukkan, seberapa jauh perbedaan kualitas pemain liga lokal dan abroad.
Level performa ini juga menegaskan, kenapa PSSI cenderung rajin mencari pemain diaspora Indonesia di luar negeri.
Marc Klok menjadi kartu mati di lini tengah, seperti halnya Beckham Putra di sisi sayap. Klok bahkan alpa mengantisipasi tembakan Saleh Abu Al Shamat yang menjadi gol penyama skor. Yakob Sayuri rawan ditembus dan secara ceroboh melakukan pelanggaran yang berbuah gol penalti lawan. Praktis, hanya Ricky Kambuaya saja yang cukup solid.
Mereka masih terlalu naif menghadapi gaya main nakal khas Timur Tengah ala Arab Saudi, dan bisa jadi sasaran empuk Irak di laga berikutnya. Laga ini juga menjelaskan, kenapa Maarten Paes masih lebih pantas dimainkan daripada Ernando Ari dan Nadeo Argawinata.
Meski kebobolan 3 gol, kiper FC Dallas itu benar-benar kerja keras dengan membuat sejumlah penyelamatan. Kalau bukan dia yang menjaga gawang, mungkin Indonesia sudah kebobolan lebih banyak gol.
Siapapun yang menyebut Nadeo Argawinata dan Ernando Ari pantas bermain melawan Arab Saudi, seharusnya sudah melihat, seperti apa perbedaan kualitas yang ada, apalagi jika Emil Audero ikut bermain.
Performa tim asuhan Patrick Kluivert memang membaik di seperempat jam terakhir pertandingan, yang kembali berbuah gol penalti Kevin Diks. Tapi itu sudah terlambat.