Apa lagi ini? Mengapa harus aku yang menemaninya ke pesta? Apa anggota keluarga yang lainnya tidak bisa? Maksudku dia pasti punya teman bukan? Mengapa harus aku?
Tok.. tok..
Terdengar suara pintu diketuk kembali, kali ini siapa lagi? Aku pun membukakan pintu
[Door Opened]Â
"Hai, apa kau sudah terima semua gaun yang sudah Jun berikan?" Tanya seseorang didepan pintu yang sudah kubukakan.
"Ah Kiza, ternyata dirimu, sudah lihatlah, gaun sebanyak itu." Sambil memiringkan badanku aku memperlihatkan gaun gaun yang dikirimkan Jun untukku.
"Wow, banyak sekali, apa kau akan gunakan semua gaun ini pada satu malam dan pada sekali pesta?" Serunya kegirangan, memang ibu hamil moodnya sering berubah ubah hahaha.
"Tidak Kiza, aku akan memilih salah satu dari semua gaun ini, tetapi aku bingung harus pilih yang mana." Ucapku disertai garukan di kepalaku yang tidak gatal.
"Tidak apa, aku akan membantumu memilihkan baju untukmu." Ujarnya penuh semangat dengan mulai menunjuk, menyodorkan, dan memintaku untuk mencoba satu persatu dari gaun yang dikirimkan oleh Jun. Jujur belum ada satupun gaun yang srek dengan hatiku, semuanya menurutku terlalu berlebihan.
"Lihatlah itu, gaun putih itu sangat indah." Ucap Kiza sambil menunjuk gaun putih dengan hiasan gelombang disalah satu sisi bahu dan pinggangnya.Â
"Gaun itu terlalu ramai hiasan Ki, aku akan menjadi pusat perhatian nanti." Tolakku