"Terima kasih paman." Ucapnya diikuti Matt yang berdiri dan berjalan keluar, saat ia hendak keluar Matthew menepuk pundak Jueno seraya mengatakan sesuatu
"Turuti apa kata ayah, dan jangan membuat kekacauan." Ujarnya sambil tertawa. Apa yang dikatakan Matthew hanya dibalas dengusan kesal, tatapan tajam, dan Jun yang setelahnya membuang muka kepada kakaknya itu.
Beruntung sekali wanita yang menjadi Mate dari Matthew mendapatkan pria sebaik dan sehangat dia, tak seperti adiknya yang dingin itu. Membayangkannya saja membuat bulu kuduk ku merinding.
Ketika perbincangan setelah kepergian Matthew dilanjutkan, aku teringat ada suatu pekerjaan sedang menungguku di dapur mansion ini, jadi aku berpamitan tidak bisa menunggu obrolan mereka terlalu lama lagi. Secepatnya aku berjalan menuju dapur.
Saat aku sedang berjalan di salah satu koridor lebar yang terlihat sepi, tiba tiba ada suara yang memanggilku
"Hey, kau!" Seru suara bariton yang memanggilku terdengar sangat dingin. Jangankan menjawab, menoleh saja aku harus berpikir ulang apakah itu suara manusia atau.....
"Aku memanggilmu bodoh. Memangnya ada siapa lagi disini?" Maki nya padaku
Baiklah, ini bukan hantu, hantu tidak akan memaki orang seperti itu. Dengan cepat aku menolehkan kepalaku kebelakang dan.....
Hell.... Si dingin itu
"Apa yang kau lihat huh? Aku memanggilmu jadi kemarilah." Suruhnya kasar.
Tak ingin membuatnya bertambah marah, aku berjalan sedikit pelan menghampirinya.