Mohon tunggu...
renanda agung kharisma putri
renanda agung kharisma putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 jurusan PKK yang memiliki hobi menari, membaca novel, dan mengarang cerita. saya merupakan pribadi yang introvert yang mudah tertarik dengan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Harus Si Dingin Itu?

29 November 2022   22:23 Diperbarui: 29 November 2022   22:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hi, i'm Matthew McKanzie Parvez, Matt or Matthew, nice to meet you too." Tak kusangka lagi anak paman Stuart memperkenalkan dirinya kepadaku, kupikir dia akan bersifat sedingin saudaranya.

"I'm Jueno Parvez, call me Jun" tak selang lama setelah Matthew memperkenalkan diri, adiknya Jueno langsung menyambung perkenalan tersebut, dan jangan lupakan logat datar dan dinginnya senantiasa mengiringi perkataannya.

"Well, semuanya sudah berkenalan dengan baik, bisakah sekarang kita ke ruangan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu?" Ayah memecah keheningan seraya dengan bahasa tubuh yang seorang pebisnis pada umumnya.

"Good idea." ujar paman Stuart menyetujui saran ayah.

~~~~~~~

Keluarga paman Stuart, Diego dan ayah sedang berbincang-bincang di ruang tamu dengan menikmati secangkir kopi yang aku buatkan tadi, tentu saja aku harus totalitas menjalankan aktingku ini karena memang dari awal ini adalah permintaanku. Aku kembali ke ruang tamu dengan nampan yang berisi beberapa camilan kacang kacangan dan makanan ringan, walaupun keluarga ku adalah Wolf murni dan keluarga paman Stuart yang rata rata half vampwolf, kami masih bisa memakan makanan manusia pada umumnya. Ini dikarenakan reaksi tubuh para makhluk immortal yang bisa memakan makanan manusia agar penyamarannya tidak terkuak begitu saja. Mengonsumsi makanan manusia dengan jumlah sewajarnya itu bukan masalah bagi kami, asalkan pada saat berburu, kami harus memakan banyak daging atau darah supaya dapat menahan rasa lapar dan haus khas para makhluk immortal yang membahana

Ketika aku usai menaruh makanan di meja, paman Stuart memanggilku. "Hei nak, sebaiknya kau ikutlah menunggu kami disini, kau juga bagian dari keluarga ini, jadi istirahatlah sebentar." Sentak paman Stuart ketika aku hendak mengembalikan nampan putih yang kupegang ke dapur.


"Ah, sebentar paman, aku akan mengembalikan nampan ini ke dapur, setelah itu aku kembali lagi." Jawabku sopan

Tak lama, aku kembali dari dapur. Tepat seperti janjiku tadi, aku bergegas ke ruang tamu dalam rangka menemani keluarga paman Stuart, ayah, dan Diego berbincang tentang hal yang aku tidak mengerti mereka membicarakan topik apa. Huhhh aku hanya seperti vas .... Yang berdiri kokoh di belakang sofa yang diduduki keluarga Paman Stuart.

Kedua belah pihak menghentikan pembicaraan dan mulai meneguk Arabica Coffee yang sudah tersiap rapih diatas meja. Beberapa saat seusai semua orang meneguk kopi yang kubuat, Matt angkat suara terlebih dahulu ketimbang mereka

"Umm.... Ayah, Paman maaf sebelumnya tapi aku harus kembali ke rumah, istriku sedang hamil jadi aku harus menjaganya dan selalu disisinya. Apa aku diizinkan untuk...." Perkataan Matt terputus berbarengan dengan ayah yang menyela perkataannya

"Jagalah dia sebaik mungkin, jangan biarkan dia menangis dimasa yang seperti ini, atau kau bisa untuk tidak ikut datang kesini dan menjaga istrimu, kawan." Sela ayah tersebut sudah cukup meyakinkan Matt bahwa dia telah diijinkan pulang oleh ayah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun