Mohon tunggu...
renanda agung kharisma putri
renanda agung kharisma putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 jurusan PKK yang memiliki hobi menari, membaca novel, dan mengarang cerita. saya merupakan pribadi yang introvert yang mudah tertarik dengan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Harus Si Dingin Itu?

29 November 2022   22:23 Diperbarui: 29 November 2022   22:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hey, Stuart, lama tidak bertemu" Sapa ayah diikuti pelukan hangat diantara keduanya. Kalau dilihat lihat, ayah dan temannya Stuart itu seperti teman dekat

"Sepertinya, tidak ada yang berubah darimu Dave, semua sama, terutama mansion tua ini" Canda paman Stuart. Hufth, pembahasan seperti ini sangat membosankan

"Sepertinya kau belum pernah merasakan bulu abu mudamu itu di kuliti, huh?" Balas ayah dengan cengiran.

Paman Stuart hanya bisa memasang ringisan diwajahnya membayangkan jika hal itu terjadi dan mulai mengangkat suaranya lagi.
"Ah, aku belum memperkenalkanmu kepada dua putraku" Ujarnya

Satu persatu kedua anak paman Stuart menjabat tangan ayah dan mengucapkan salam perkenal khas aksen mereka sendiri sendiri

"Matthew McKanzie, you can call me Matt or Matthew, uncle" salam Matthew sopan dan dibalas ayah dengan jawaban yang tak kalah sopan.



"Oh dude c'mon, jangan panggil aku paman, aku masih ingin muda sepertimu" Jawaban ayah itu sukses membuat semua orang yang ada disana tertawa geli tak terkecuali aku, hanya seorang pria yang berdiri di sebelah Matt yang hanya memasang senyum tipis, dingin sekali dia.

"Jueno Parvez, call me Jun, sir" Salamnya datar tanpa ekspresi, apa dia tidak bisa tersenyum sedikit? Atau kemungkinan dia menderita moebius syndrom?. Dengan perilakunya seperti itu, aku yakin dia adalah pria yang tidak peduli akan apapun.


"Dingin dan berwibawa, kau mungkin akan bisa menjadi pemimpin sejati nak" Jawab ayah.

Jika dia menjadi pemimpin, bagaimana dia bisa berinteraksi dengan orang, sikap dinginnya melebihi dua kutub yang ada di Utara dan Selatan bumi ini, pikirku.

"Damn, Grace. Our mate here, ohh gosh, don't you feel it, huh?" Seru Jane seraya meraung raung tak sabar dalam tubuhku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun