Mohon tunggu...
renanda agung kharisma putri
renanda agung kharisma putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya adalah mahasiswa semester 1 jurusan PKK yang memiliki hobi menari, membaca novel, dan mengarang cerita. saya merupakan pribadi yang introvert yang mudah tertarik dengan hal hal baru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengapa Harus Si Dingin Itu?

29 November 2022   22:23 Diperbarui: 29 November 2022   22:50 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hell... It's a danger position!!!

Oh no, Zeus selamatkan aku dari bahaya diatasku ini!!! Ya, dia menindihku, dan sekarang tubuhku berada dibawah tubuhnya yang bertelanjang dada.

"Jun, ini... Enghhh." Lenguhku ketika Jun mulai menggerayangi leherku.

"Jun sakit, jangan menggigitku." Rintihku lirih agar tak ada yang mendengar dari luar.

"Sudah kubilang, kau memabukkan ku sayang." Bisiknya tepat di ditelingaku.

"Jun, tapi ini sudah larut, aku ingin tidur." Pintaku lagi


"Sebentar saja sayang, lagipula kesempatan ini sangat langka, mllmmm." Ucapnya sambil menjilati dan menghisap leherku.

Apa yang bisa ku perbuat? Jika aku menolaknya dia akan menjadi lebih bringas. Jika kalian pikir aku menikmati semua ini, nol untuk kalian. Bahkan aku tak bisa menikmati semua adegan panas ini karena sedari tadi aku kesakitan karena Jun terus menggigitku. Dan berita buruknya, bekas kemerahan di leherku kini bertambah banyak. Bagus besok aku harus cara untuk menutupi semuanya.

Suara dengkuran halus terdengar sangat teratur di telingaku, Jun melemah, dan pada akhirnya dia tertidur diatasku. Sungguh, dia berat sekali aku bahkan kesulitan bernafas, pelan pelan dan hati-hati aku memindahkan posisinya tepat saat awal dia tidur bersamaku. Jangan pikir ketika tidur ia selemah manusia biasa, dekapannya tak pernah lepas dariku bahkan semakin erat. Aku sangat kelelahan, walaupun ada pikiran yang terlintas untuk kabur, tapi aku benar-benar lelah karena kegiatan kami tadi. Ya sudahlah, untuk malam ini aku akan tidur bersamanya.

~~~~~~~

Banyak langkah kaki diluar kamar membuatku terbangun, kudapati Jun masih mendekapku erat, sepertinya posisinya tidak berubah sama sekali dari awal kami tidur. Perlahan aku turun dari kasur tanpa ingin membuatnya bangun, aku berjalan menuju jendela, aku membuka sedikit gorden berwarna cream yang menutupi jendela. Aku membukanya sedikit, hahhh segar rasanya dapat merasakan angin pagi. Apa aku kabur saja ya? Mumpung Jun sedang terlelap tidur, lagi pula aku adalah Wolf jadi aku bisa melompat dari ketinggian dengan mudah.

"Sudah bangun rupanya."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun