Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot bangsa , sebagai martir bangsa, dan sebagai peluru bangsa yang tidak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan, serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini, kita akan membalas perlakuan ini, dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat, dan kita tunjukkan bahwa kita juga masih memiliki martabat.
Yoo...ayoo... kita... ganyang... ganyang... Malaysia!!!
Ganyang... Malaysia!!!
Bulatkan tekad semangat kita baja!!!
Peluru kita banyak!!!
Nyawa kita banyak!!!
Bila perlu, satu-satu!!!"
Komando gerakan ganyang Malaysia menggelegarkan suara Presiden Soekarno dari corong proklamasinya menyikapi tindakan Malaysia yang dianggap melanggar Persetujuan Manila serta bukti pengaruh Inggris begitu kuat menanam kembali kolonialisme dan imperialisme.
Sebagai bagian dari penarikannya dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya (Federasi Malaya) dengan membentuk Federasi Malaysia. Rencana ini ditentang oleh pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya sebuah boneka Inggris, dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol kontrol Inggris di kawasan itu, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia.
"Wah...wah... makin kencang saja gejolak konfrontasi yang dilancarkan Inggris itu Tuan, bagaimana menurut anda Tuan Iachos?