Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NASAKOM | Naluri Sambar Komplikasi

20 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 20 Mei 2018   10:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka memang sama-sama blasteran, hanya bedanya Ziporah sang anak bungsu bos Warta Juang itu mewakili kombinasi impor internasional; Belanda-Yunani sedangkan Rinten mewakili kombinasi Ekspor nasional; Jawa-Maluku. Yah, dan kini mereka yang akan dibuat terpesona pada sosok-sosok yang akan mereka jemput.

"Halo nona-nona cantik... apa kabar? Lama tak jumpa..."

Tiba-tiba saja sebuah suara nyleneh yang pernah Ziporah kenal mendesah dari belakangnya yang membuat bulu kuduknya merinding kaget, belum sempat 180 derajat ia membalikkan tubuhnya terasakan sebuah pelukkan hangat yang semakin mengagetkannya. Rinten yang berada disebelahnya pun ikut kaget.

"Kyaaa...!!"

Teriakan histeris pun tidak terhindarkan yang menarik perhatian orang-orang disekitar. Ziporah pun meronta-ronta kesal yang akhirnya berhasil melepaskan diri, dan kini giliran Rinten yang akan dijadikan sasaran berusaha menghindari si pembuat onar. Namun, sebelum Rinten diraihnya sudah terlebih dulu tangan lain menarik kerah belakang jaket dan lengan kiri si pembuat onar itu dan mengancamnya.

"Hei...hei... Arslan keparat... aku sikep kau kalau berani macam-macam sama Dia."

Ungkap suara seseorang lain dibelakang si pembuat onar yang buru-buru menyusulnya. Si biang keladi itu pun menghentikan larinya yang tercekal seraya menoleh ke belakang sambil meringis jahil menampilkan deretan unik gigi jagungnya. Sementara Ziporah menatap kesal dan berkacak pinggang pada Arslan yang sudah dilepaskan oleh Raymond yang kini sedang bercengkrama rindu dengan Rinten.

"Kurang ajar... sudah berani melecehkan majikan rupanya kamu Ar, tambah parah saja kelakuanmu...."

Ziporah mendengus-dengus tidak karuan, nafasnya masih belum pulih dari kekagetannya yang dibuat oleh Arslan. Pria tukang iseng itu malah menggaruk-garuk kepalanya sambil terkekeh jahil.

"Hihihi... maafkan saya kelepasan non, habis saya kangen banget sama non. Di sana sering ga bisa tidur kepikiran terus sama non. Bagaimana kabar non sekeluarga?"

Muka jahil Arslan kini berubah rona menjadi malu-malu kucing bersemu. Sementara Ziporah seperti merasakan semakin berdebar-debar aneh hingga dia menghiraukan pertanyaan Arslan. Entahlah, ia masih belum juga tahu... apakah karena habis dipeluk Arslan atau karena mendapati sesosok yang kembali membuatnya kaget di antara rombongan yang datang bersama Arslan dan Raymond.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun