Shepo sesenggukan sambil menatap pilu. Sang Bapak pun berusaha tersenyum sambil mencoba membelai rambut Shepo.
"Jangan khawatir nak, Tuhan pasti akan menolongmu. Jangan pedulikan kami, larilah... selamatkan dirimu...ukkhh....uhuk...uhuk.."
Sang Bapak pun sudah tidak mampu lagi menahan nyeri hujaman peluru-peluru panas yang banyak bersemayam di tubuhnya. Belaiannya pun mulai mengendur dan lemah.
"Ahh...tidak...tidak ayah, jangan...."
Shepo memelas dan berharap sambil berusaha mengangkat dan memindahkan ayahnya.
"Sudah nak, maafkan kami harus meninggalkanmu secepat ini..."
Sang Ibu pun menasehati sambil berusaha bangkit dengan susah payah mendekati Shepo. Namun dari arah belakang terdengar suara derap langkah kaki berlarian. Dan Ibu Shepo seketika tersungkur kembali.
"Ahhh....Ibu....!!"
"Arrrghhttt... biadab...!!"
Shepo sungguh sangat remuk-redam dan kembali mencari senjata di sekitar untuk dilemparkan pada tentara kompeni yang mendekat.
"Diam kau, mati saja kau bocah..."