Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NASAKOM | Naluri Sambar Komplikasi

20 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 20 Mei 2018   10:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak apa-apa Arslan... terima kasih. Kita tunggu Papa sebentar..."

Ziporah pun menerima segelas minuman itu dan meneguknya perlahan dengan kemudian menyerahkannya kembali pada Arslan yang segera mengembalikannya pada resepsionis. Ziporah menghela nafas sejenak dan memerosotkan diri untuk merasakan  sandaran yang pas.

Arslan kembali kembali ke mobil tak lama kemudian bersama Iachos yang tergopoh-gopoh dan semakin terlihat letih dan tidak bersemangat. Sementara Ziporah sudah terlelap di kursi belakang.Berbagai pertanyaan pun semakin menghantui pikiran Arslan...

*******

Pagi ini begitu cerah, mentari mulai merekahkan sinar hangatnya menguapkan embun-embun yang telah membasahi malam dengan kesejukannya. Burung-burung ramai berkicau di pepohonan besar di halaman rumah Iachos yang luas. Namun suasana alam pagi itu masih belum mendukung suasana di dalam rumah besar itu. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul tujuh pagi Waktu Indonesia Barat (WIB), tapi tanda-tanda kehidupan masih belum muncul dan sepi masih melanda bangunan utama.

Sementara di bangunan bagian belakang, nampak para emban seperti biasanya sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, seperti sarapan untuk pagi itu. Di samping halaman bangunan utama di mana adalah garasi tempat menyimpan kendaraan-kendaraan keluarga Iachos, nampaklah Arslan sedang membersihkan mobil Iachos dengan kain lap ajaibnya untuk membuat tampilan mobil kodok itu kinclong kembali.

Sambil bersiul-siul ringan ia menggoyangkan badannya mengikuti irama musik dari radio yang dinyalakannya. Dengan asyiknya, ia pun mulai berdendang sambil masih mengusap-usapi mobil majikan tanpa tersadari lagi keadaan di sekitarnya. Bahkan sampai ia tak menyadari siapa yang kini telah berdiri di belakang sambil mengamatinya dengan geli.

"Hihihi..."

Arslan pun tersentak kaget setelah sayup-sayup mulai mendengar suara dari belakangnya. Perlahan-lahan ia menoleh ke belakang untuk mencari tahu siapa gerangan pemilik suara itu. Tak lama kemudian matanya terbelalak kaget ketika pandangannya saling bertemu dan Arslan menjadi tersipu karenanya.

"Eh non Ziporah, sudah bangun non. Kok tidak bilang-bilang non di sini dari tadi, ada yang bisa saya bantu non...?"

Tanya Arslan yang segera mematikan suara radio dan menghentikan goyangannya sambil tersipu menghadapi nona cantiknya. Arslan jadi semakin salah tingkah ketika Ziporah masih tertawa geli dan kemudian merespon pertanyaan Arslan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun