Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

NASAKOM | Naluri Sambar Komplikasi

20 Mei 2018   09:55 Diperbarui: 20 Mei 2018   10:30 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tapi kak, ini kan juga demi mereka..."
"Ssttt... hey, sudah diam. Tenangkanlah dirimu...!"

Pemuda mulai terlihat kesal dan menyerobot ucapan sang gadis yang akhirnya menjadi terdiam. Arslan semakin keheranan melihat adegan barusan, tidak biasanya ia melihat mereka seperti itu. Arslan pun segera pamit pada resepsionis dan mendekati mereka.

"Dahhh... sampai jumpa lagi...muach..."

Dengan genitnya Arslan meninggalkan gadis-gadis resepsionis itu yang juga mulai bingung untuk cekikikan lagi menghadapi Arslan melihat keributan itu. Sementara kini Arslan sudah berada di hadapan mereka dan menyapanya.

"Hai, selamat sore Tuan muda dan Nona manis. Ada apa gerangan dan bagaimana Tuan Iachos sekarang?"

Arslan tersenyum sembari membungkuk hormat yang kini ala bangsawan Eropa. Gadis itu tidak menjawab, namun segera menyeka air matanya dengan tisu yang diambil dari saku roknya. Justru sang pemuda yang membalas sapaan Arslan dengan agak ketus.

"Diam kamu... jangan ikut campur, lebih baik kamu antarkan Dia ke dalam mobil Papa biar Dia pulang denganmu. Aku akan pergi ke tempat lain dulu..."

Pemuda itu segera menaiki mobil yang sudah disiapkan oleh sopir pribadinya di  pelataran teras depan pintu utama kantor. Mobil itu pun segera melaju diiringi tatapan heran Arslan yang kemudian memandu gadis yang ditinggalkan itu ke mobil majikannya. Ia pun kemudian juga mempersiapkan mobil majikannya tepat di depan pintu utama kantor. Sementara gadis yang duduk di kursi belakang itu sudah mulai tenang.

"Sudah baikan non, nona Ziporah tidak apa-apa...?"

Tanya Arslan seraya menawarkan segelas minuman yang ia minta dari resepsionis sebelum membawa gadis itu ke mobil. Gadis itu bernama Ziporah Maranantha Iachos yang merupakan putri bungsu dari Christian Iachos sang pemilik penerbitan dan percetakan "Warta Juang". Gadis itu berusia tiga tahun di atasnya, baru saja menyelesaikan kuliahnya di Amerika dan kini turut memimpin perusahaan dengan membawahi bagian administrasi.

Sedangkankan pemuda yang meninggalkan mereka adalah putra sulung dari Iachos yang diharapkan akan menjadi pewaris dan penerus usaha keluarga Iachos yang sudah turun-temurun. Pemuda yang bernama Mithras Ziusudra Iachos ini juga turut mengisi jajaran direksi dengan membawahi bagian pemasaran. Mithras lebih tua enam tahun darinya. Sepertinya yang terjadi barusan, ia memiliki sifat yang agak keras.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun