Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

G30S: Tragedi yang Menyelamatkan atau Luka yang Belum Sembuh

1 Oktober 2025   13:02 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1. Jerman dan Holocaust: Keberanian Mengakui, Mendidik, dan Berubah

Setelah Perang Dunia II dan terungkapnya kebiadaban Holocaust, Jerman tidak menyembunyikan sejarahnya. Mereka:

Mendirikan museum, monumen, dan pusat dokumentasi Nazi untuk menghadirkan memori kolektif secara jujur.
Melalui kurikulum sekolah, generasi muda Jerman diajarkan untuk memahami dosa sejarah bangsanya, bukan untuk menumbuhkan rasa bersalah, tapi untuk membentuk integritas.
Mengadili para pelaku dan menjadikan hukum sebagai jalan etika, bukan pelindung kekuasaan.
Efek Positif: Jerman menjadi salah satu negara dengan tingkat toleransi, kesadaran HAM, dan kematangan demokrasi tertinggi di dunia.

2. Afrika Selatan: Kebenaran Didahulukan sebelum Pengampunan

Pasca apartheid, Afrika Selatan di bawah Nelson Mandela dan Desmond Tutu membentuk:

Truth and Reconciliation Commission (TRC) -- sebuah forum terbuka yang mengizinkan para pelaku kejahatan rezim apartheid untuk mengakui perbuatannya secara publik, agar korban memperoleh kejelasan dan pengakuan.
Fokus utamanya bukan balas dendam, tapi rekonsiliasi melalui kebenaran dan keberanian membuka luka.
Efek Positif: Meskipun tak sempurna, Afrika Selatan mampu keluar dari potensi perang sipil dan membangun ruang dialog lintas ras dan agama.

3. Rwanda: Dari Genosida ke Rekonsiliasi Komunal

Setelah genosida 1994, Rwanda mengalami pembantaian massal berbasis etnis. Tapi pemerintah pascagenosida:

Melibatkan masyarakat dalam sistem pengadilan tradisional (Gacaca Courts) yang menekankan kejujuran, pengakuan, dan pemulihan.
Menghapus identitas etnis dari kartu identitas, menekankan narasi kebangsaan yang inklusif.
Efek Positif: Rwanda hari ini dikenal sebagai negara yang stabil, maju secara ekonomi, dan memiliki sistem pemerintahan yang tegas terhadap isu rasisme dan kekerasan politik.

4. Korea Selatan: Perlahan Mengungkap Luka Masa Lalu

Rezim militer Korea Selatan pernah membungkam aktivisme politik, menyiksa lawan politik, dan menutupi tragedi seperti Pemberontakan Gwangju 1980. Namun:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun