Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

G30S: Tragedi yang Menyelamatkan atau Luka yang Belum Sembuh

1 Oktober 2025   13:02 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kelompok militer yang membentuk identitasnya sebagai penyelamat bangsa.
Elit politik Orde Baru yang membenarkan kekuasaannya lewat trauma massal.
Kelompok anti-kritik yang menggunakan momok 'komunis' untuk mematikan diskusi publik.
Dengan demikian, sejarah bukan sekadar peristiwa masa lalu, tapi juga alat kekuasaan yang menentukan siapa yang boleh berbicara, siapa yang harus diam, dan siapa yang terus dicurigai.

5. Apakah Narasi Tunggal Masih Relevan di Era Demokrasi?

Ironisnya, meski reformasi telah berlangsung sejak 1998, jejak narasi tunggal itu masih hidup. Buku sejarah sekolah masih menyisakan bias. Diskusi publik masih diwarnai tuduhan dan stigmatisasi. Ruang akademik sering membatasi diskursus dengan dalih "stabilitas nasional".

Namun, gelombang generasi baru yang melek sejarah dan haus perspektif alternatif mulai membongkar benteng itu. Mereka bertanya:

"Apakah kita siap menjadi bangsa dewasa yang berani melihat masa lalu secara utuh, walau menyakitkan?"

6. Jalan Menuju Rekonstruksi Memori Sejarah

Terlepas dari sensitivitas dan risiko konflik, membuka narasi alternatif bukan berarti mengkhianati bangsa, tapi justru:

Menghargai kompleksitas sejarah.
Menghormati korban dari semua sisi.
Menghindari pengulangan luka di masa depan.
Narasi yang sehat bukanlah yang tunggal dan dominan, tapi yang mampu hidup berdampingan dalam perbedaan---tanpa saling meniadakan.

B. Peran Pendidikan, Film, dan Politik dalam Membentuk Memori Kolektif

1. Pendidikan: Instrumen Penanaman Narasi Dominan

Sejak Orde Baru, sistem pendidikan Indonesia dijadikan medium utama untuk mentransmisikan narasi tunggal tentang G30S. Buku-buku sejarah yang digunakan dalam kurikulum dirancang untuk:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun