Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Otopsi Sebuah Bangsa Pintar yang Tidak Cerdas

5 Juni 2025   11:58 Diperbarui: 5 Juni 2025   11:58 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3. Ketidakhadiran Badan Penghubung Permanen

Negara-negara maju memiliki badan permanen yang secara aktif menghubungkan universitas dan industri, misalnya Singapore SkillsFuture, UK Higher Education and Industry Partnerships, atau India's AICTE-Industry Connect. Di Indonesia, sinergi seperti itu hanya muncul sebagai proyek temporer, event tahunan, atau program hibah kompetisi. Tidak ada satu lembaga nasional yang secara terstruktur, sistemik, dan berkelanjutan bertugas menjadi jembatan dinamis antara dua dunia yang seharusnya saling menopang.

4. Dampak Langsung

Akibat dari keterputusan ini sangat nyata. Data BPS tahun 2023 menunjukkan bahwa 22,2% lulusan perguruan tinggi di Indonesia bekerja di sektor yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya. Bahkan World Bank (2020) menyebut bahwa hanya 11% perusahaan di Indonesia yang menganggap lulusan perguruan tinggi "siap kerja". Ini bukan sekadar angka, tapi potret suram dari sistem pendidikan yang tidak terinformasi dan ekosistem industri yang tidak terlibat.

Selama rel antara pendidikan dan industri tetap paralel tanpa titik temu, maka apa pun yang dilakukan kampus akan selalu tertinggal satu dekade dari kebutuhan nyata. Sementara industri akan terus mencari sumber daya dari luar sistem, atau menambal sendiri kebutuhan SDM mereka melalui pelatihan internal atau program inkubasi pribadi.

Dan pada akhirnya, mahasiswa lah yang menanggung beban keterputusan ini---belajar bertahun-tahun, tapi menganggur, atau bekerja di luar jalur, dengan rasa frustasi yang pelan-pelan menjelma sinisme nasional.

"Kami tidak butuh gelar, kami butuh orang yang bisa bekerja." --- HRD startup teknologi, wawancara 2023

"Saya mengajar programming, tapi saya sendiri tidak bisa coding karena saya hanya mengajar dari modul." --- Testimoni dosen teknik informatika, Universitas swasta di Jawa Tengah

D. Kutipan: Yuval Noah Harari dan Pentingnya Sistem Lintas Waktu

Dalam bukunya 21 Lessons for the 21st Century, Yuval Noah Harari menulis dengan tajam dan penuh peringatan:

"The biggest challenges of the 21st century are global in nature and require long-term thinking. But the current political systems are inherently short-sighted."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun