Otopsi Sebuah Bangsa Pintar yang Tidak Cerdas
Abstrak
Indonesia dikenal sebagai negeri yang kaya sumber daya alam, berlimpah penduduk muda, dan memiliki sistem pendidikan formal yang menjangkau hingga pelosok. Namun, di balik gemerlap statistik tersebut, terdapat ironi struktural: ribuan sarjana, magister, bahkan lulusan luar negeri justru menjadi pengemudi ojek daring, pedagang kaki lima, atau menganggur sepenuhnya. Lagu Sarjana Muda karya Iwan Fals pada tahun 1981 menjadi epitaf awal dari masalah klasik yang hingga kini belum terpecahkan.
Esai ini menyajikan kritik tajam dan refleksi sistemik terhadap kegagalan Indonesia dalam menyinkronkan pendidikan, pembangunan ekonomi, dan tata kelola negara. Dengan pendekatan interdisipliner dan berbasis data, tulisan ini menelusuri akar masalah dan membandingkan variabel-variabel kunci yang menyebabkan Indonesia tertinggal dari negara-negara seperti RRC, UEA, Singapura, dan India---negara-negara yang pada dekade 60--80an memiliki kondisi awal relatif serupa. Esai ini sekaligus mengajak pembaca untuk memahami bahwa kecerdasan bangsa tidak diukur dari seberapa banyak ijazah yang dicetak, tetapi dari seberapa mampu bangsa itu memetakan realitas, merancang masa depan, dan mewujudkannya.
Latar Belakang: Bangsa Sarjana, Negara Banyak Pengangguran
"Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'Tuk jaminan masa depan