Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Inner Sanctum (I), Bangsawan Pure

24 Januari 2019   06:55 Diperbarui: 24 Januari 2019   07:58 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

***

            Ganohe memandang jauh ke luar. Wajahnya dengan jelas mencerminkan ketidaksukaan terhadap sikap koleganya, Fatsar, yang terlalu buka-bukaan. Lebih dari itu, menceritakan beberapa hal yang mereka temui selama perjalanan lima tahun ini bisa berujung buruk bagi mereka. Saat ini bukan keadaan yang bagus untuk bebas bercerita. Tensi politik di senatero benua sedang naik ke titik gauge tertingginya. Keadaan yang demikian pasti sulit untuk diantisipasi, apalagi diturunkan seperti sedia kala. Hanya rasa kekhawatiran yang mencokol di dalam relung hati Ganohe yang teguh. Dia takut setengah mati jika kalau ceplas-ceplosnya Fatsar justru membawa ketidakberuntungan terhadap mereka.

            "Daerah Tsep-li qashna mengalami beberapa kali pasang surut dalam waktu satu hari. Cukup aneh bukan? Apalagi konsensus umum yang percaya bahwa keadaan pasang surut sangat berkaitan dengan keadaan bulan yang sedang mekar. Biasanya hanya terjadi paling lama empat hari dalam sebulan, baik pasang maupun surut. Tapi, ini unik bukan? Satu hari bisa terjadi beberapa kali kejadian pasang-surut itu. Waktu itu pernah terjadi pasang-surut yang konsekuensial selama sepuluh kali dalam sehari.

            "Bukan main, keadaan yang demikian sempat membuat darahku tersirap. Ingatanku bergerak tidak karuan yang berujung kepada kekacauan. Sempat aku berpikir bahwa aku akan tewas menghadapi keadaan pasang-surut itu. Satu hal yang membuatku benar-benar beruntung. Ini semua berkat Ganohe!!! Dia lah yang selalu memberiku tambahan moral yang kuat sampai-sampai juga memperkuat jasmaniku."

            Fatsar menepuk-nepuk pundak Ganohe yang kurang berisi itu. Perbedaan jarak antar titik kepala menjadikan pemandangan terlihat lucu. Bersusah payah Fatsar menjangkau pundak Ganohe yang cukup lebar itu. Di dalam pandangan Arka, lebih tepat dikatakan bahwa Fatsar berusaha mengukur perbedaan tinggi antara dirinya dengan Ganohe. Kejadian yang lucu itu pun tetap tidak bisa memicu reaksi humor Ganohe yang begitu keras.

            "Mengapa kau bertindak seperti ini?"

            "Mengapa? Yang benar saja!! Kau ini, cobalah untuk bisa berbaur dengan keadaan sekitarmu!! Mengapa mahal sekali bagi kami untuk melihat sepintas senyumanmu saja? Dasar kamu Ganohe!!!"

            Beberapa kambing yang sedang asyik memakan rumput di luar, sontak, mereka berlarian tanpa arah yang jelas. Beberapa penjaga yang kebetulan berpatroli tidak jauh dari kedai Nenek Nyon juga terkejut, menjerit juga mereka kedengarannya. Keadaan TarukoPedang yang begitu terkenal senyap semasa malam, seperti hal itu tinggal kenangan. Prestise yang telah susah payah dipertahankan selama lima puluh ribu tahun tercoreng dengan sangat mudah dalam waktu satu malam. Semua ini berkat Fatsar!!!

            "Hey!!! Apa yang kamu lakukan? Kau telah melanggar salah satu peraturan yang dijaga ketat oleh semua penduduk desa ini. Dilarang mengganggu ketenangan desa selama malam. Mentang-mentang dirimu hanya seorang pengembara yang entah kapan akan kembali ke tempat ini (atau tidak pernah datang lagi?) bukan berarti dirimu berhak melanggar peraturan yang telah kami pertahankan mati-matian itu.

            "Aku mohon... cukup bersabar menahan semua rintihan jeritan di dalam dadamu itu selama semalam. Besok pagi, andai keadaan telah membaik, kau boleh mencak-mencak terhadap temanmu ini.

            "Ingat!!! Penghargaan sangat dijunjung tinggi di tempat ini!!!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun