Untuk memastikan bahwa model elastisitas ekspansi semesta yang dikembangkan memiliki landasan fisik yang kuat, diperlukan dukungan empiris dari observasi astronomis, eksperimen laboratorium, dan simulasi numerik. Validasi model dilakukan melalui tiga pendekatan utama:
Pengamatan astronomis, terutama dari CMB (Cosmic Microwave Background), supernova Tipe Ia, dan struktur besar semesta.
Eksperimen laboratorium, untuk menguji elastisitas materi pengisi dan elastisitas wadah dalam skala kecil.
-
Verifikasi hasil simulasi, dengan membandingkan prediksi model dengan data observasi yang tersedia.
8.1. Pengamatan Astronomis yang Relevan
Kosmologi modern menyediakan berbagai jenis data observasional yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis elastisitas dalam ekspansi semesta. Fokus utama dalam validasi ini adalah mengidentifikasi pola yang tidak dapat dijelaskan oleh model standar Lambda-CDM, tetapi dapat dijelaskan oleh efek elastisitas ruang-waktu.
8.1.1. Fluktuasi Latar Belakang Gelombang Mikro Kosmik (CMB)
CMB merupakan jejak sisa dari era rekombinasi (~380.000 tahun setelah Big Bang). Fluktuasi kecil dalam radiasi ini memberikan petunjuk tentang struktur awal semesta dan mekanisme ekspansi yang terjadi setelahnya.
Jika elastisitas ruang-waktu berperan dalam ekspansi semesta, maka kita seharusnya melihat perbedaan dalam spektrum daya anisotropi CMB dibandingkan dengan prediksi Lambda-CDM.
Data dari WMAP dan Planck akan dianalisis untuk mencari pola osilasi tambahan dalam spektrum multipol (ll), yang dapat mengindikasikan bahwa ruang-waktu memiliki sifat elastis yang memengaruhi distribusi energi awal.
Hipotesis yang diuji: Jika elastisitas ruang-waktu memiliki efek signifikan, maka harus ada deviasi kecil dari model standar pada skala multipol tertentu (l100300l \approx 100-300) dalam spektrum CMB.