Jika anyaman terlalu elastis, ketupat bisa kehilangan bentuknya dan tidak mempertahankan struktur khasnya.
Hal yang sama berlaku untuk semesta kita: ruang-waktu harus memiliki elastisitas yang cukup untuk menyeimbangkan ekspansi tanpa menyebabkan ketidakseimbangan struktural kosmos.
4.4. Kesimpulan: Mekanisme Kooperatif dalam Pembentukan Semesta
Berdasarkan hubungan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa empat parameter utama ini bekerja secara kooperatif untuk menentukan evolusi semesta.
Tekanan internal (P) menentukan kekuatan ekspansi, serupa dengan bagaimana tekanan dalam balon atau ketupat bekerja.
Kecepatan ekspansi (v) adalah hasil langsung dari tekanan internal, seperti kecepatan pemuaian beras dalam ketupat atau udara dalam balon.
Elastisitas bahan pengisi (E) menentukan bagaimana kepadatan materi dan energi menyesuaikan diri dengan ekspansi, serupa dengan bagaimana beras mengisi ruang ketupat tanpa menyebabkan ketidakstabilan.
Elastisitas wadah () menentukan bagaimana ruang-waktu merespons tekanan internal, seperti bagaimana struktur ketupat atau balon menyesuaikan bentuknya terhadap isiannya.
Dengan memahami keempat parameter ini, kita dapat membangun model baru tentang ekspansi semesta yang lebih komprehensif dibandingkan model standar saat ini. Model ini tidak hanya menjelaskan percepatan ekspansi semesta akibat energi gelap, tetapi juga memungkinkan prediksi yang lebih fleksibel mengenai masa depan semesta berdasarkan sifat elastisitas ruang-waktu dan materi di dalamnya.
BAB 5. Dasar Teoritis dan Model Matematis
Setelah memahami hubungan antara tekanan internal (P), kecepatan ekspansi (v), elastisitas bahan pengisi (E), dan elastisitas wadah () dalam konteks semesta, kita perlu membangun kerangka teoritis yang lebih formal dan model matematis yang rigor.