Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Angan

26 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from Pixabay.com

Mobil berhenti di sebuah rumah bercat biru muda. Orang-orang lalu lalang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing. Aku turun bersama ibu, aku melihat sosok yang sangat ku kenal dari kejauhan, aku smakin membulatkan mataku," abang? " aku berlari ke arah dua orang laki-laki yang sedang bercengkrama di serambi kiri rumah biru ini. Aku berhambur memeluk abang dengan erat. Empat tahun lalu, senbelum abang pergi ke turkey, ini kali pertama ia pulang ke tanah air. Aku mendongak kan kepalaku, melihat wajah abang, aku masih memeluk nya.

"kay.. Kangen abang" ucapku tersedu-sedu.

"Ssst.. Malu tuh di liat orang," kata abang sambil mengusap punggungku lembut.

Aku melepaskan pelukan ku. Abang smakin tinggi saja sekarang aku hanya selengan nya. Empat tahun terasa sangat lama bagiku. Abang tersenyum, lalu mengalihkan pandangan nya pada seorang lelaki yang tengah bercengkrama dengan nya tadi.

" kay.. Ini teman abang, namanya.." abang memperkenalkan temannya.

"ooh, ini adikmu zaf? Udah selesai ujian nasional nya??"  lelaki itu menyela dengan sebuah pertanyaan.

.
"teman abang toh, ujian nasional? Baru siap siang tadi" jawabku, lelaki itu hanya tersenyum melihat ku, mungkin dia heran melihat kelakuan ku terhadap abang,bodo amat ah.

"kay.. Yakin nggak mau liat foto danil? Acaranya besok pagi loh,.." tanya abang sambil tersenyum jahil.

"isssh.. Apaan sih  nggak mau. Biar taunya besok aja, kayla capek mau istirahat." jawabku sambil berlalu.

Seorang wanita separuh baya mendekatiku dan ibu. Wanita ini sangat ramah dan lembut, terlihat dari cara ia berbicara dan pandangan nya yang menenangkan. Ia mengantarkan kami ke sebuah kamar tamu. Rumah ini lumayan besar. Di dominasi warna biru berpadu putih.

"maaf ya nak.. Rumah nya berantakan, umi lagi sibuk dekorasi sama kru dari wedding organizer" ucap ibu itu sambil tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun