Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Angan

26 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from Pixabay.com

"makan yang banyak ya, anak umi capek banget kayak nya" umi mengelus punggungku lembut lalu mengambilkan ku nasi dan lauk.

Aku melihat abang di seberang meja yang tengah geleng-geleng melihat kelakuanku. Aku diam saja. Ibu juga melirik ku, Aku semakin bungkam. Aku menjadi kesal. Aku hanya terlambat makan malam. Apakah itu fatal?!

Makan malam baru saja berlalu, dan kini ibu tengah membereskan pakaian dan juga abang yang sedang memanaskan mobil di halaman rumah. Waktu terasa begiu cepat. Sebentar lagi ibu dan abang akan pulang ke rumah.

Umi, Aku dan danil mengantar ibu menuju halaman. Aku merasa ragu untuk melepas ibu pulang. Tiba-tiba aku merasa takut dan rumah ini terasa asing. Aku mau pulang ke rumah saja bersama abang dan ibu. Aku tidak mau tingga di sini. Aku masih menggenggam tangan ibu. Menatap matanya yang sendu. Seakan mengerti, ibu tersenyum padaku dan menepuk bahuku. Lalu melepaskan genggaman tangan nya dan berjalan menuju mobil.

Aku berlari mengejar ibu dan memeluk nya erat. Aku beralih menatap abang yang sejak tai tersenyum melihatku. Aku memandang nya dengan tajam seakan ingin menerkam nya. Lalu ku layangkan sebuah pukulan keras ke dadanya.

"rasain" ucapku ketus.

"aduh.. Iya-iya, abang sma ibu pulang dulu ya.. " jawab abang sambil memegani dadanya.

Mobil yang dinaiki ibu dan abang seakan hilang di pembelokan. Ibu, abang.. Kayla sendirian disini. Tidak kah kalian khawatir? Kayla, takut. Mataku menjadi sembab karna terus menangis. aku berlari menuju kamar dan berlalu meninggalkan umi dan danil di teras rumah. Aku meringkuk di atas kasur, air mataku membasahi permukaan bantal. Suhu di dalam kamar ini semakin dingin karna pendingin ruangan yang terletak tepat sudut ruangan yang mengarah padaku. Namun, aku tak peduli. Dalam tangis aku terlelap.

                              ***
-DANIL-

Aku memasuki kamar dan menemukan Kayla  terisak dalam tidurnya. Tubuhnya menggigil. Ku tarik selimut lalu menutupi tubuhnya. Aku menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh lalu menyalin pakaian. Kini kulihat ia jauh lebih tenang dalam tidurnya. Apakah keputusan ini terlalu cepat? Aku merasa bersalah.

Aku takut mengusik tidurnya. Kurebahkan tubuh diatas sofa yang terletak di sisi kamar. Mengatur nafasku sejenak lalu tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun