Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Angan

26 Februari 2019   17:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   17:05 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pict from Pixabay.com

Aku begegas masuk kamar dan membanting pintu dengan terburu-buru. Meninggalkan danil yang berdiri di depan pintu. Aku melempar sepatu putih sembarangan. Bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Gaun putih telah ku gantung di samping meja rias. Hari melelahkan berakhir juga.

Aku merasa lebih baik sekarang. Aku mengenakan terusan bewarna biru lembut. Rambutku masih tergerai basah sepinggang. Aku memijat tengguk yang terasa sangat pegal. Kaki mungilku yang mulai membengkak karna sepatu high heels dan terlalu lama berdiri seharian. Ku tunaikan sahalat magrib dan bermunajat pada Allah.

"ya Allah, tautkanlah hatiku pada suamiku yang akan menambah kecintaan ku padamu. Iringi kami dengan keberkahan dan cinta kasihmu" aku mengusapkan kedua tangan kewajah.

Aku merebahkan tubuh ke atas kasur yang nyaman, pikiranku melayang pada ibu, abang, juga masa depanku nanti. Sudah beberapa kali aku meguap. Sedari tadi kantuk telah menyerangku. Lalu aku tertidur dengan pulasnya.

                            ***
-DANIL-

Sudah beberapa kali aku mengetuk pintu kamar dan memanggil kayla. Namun, ia tetap tak bergeming. Apakah terjadi sesuatu di dalam sana? Pelahan ku putar daun pintu, dari kejauhan ku lihat ia tertidur pulas di atas kasur. Aku berjalan mendekatinya. kayla masih menggunakan mukenah. Ah, gadis ini. Kemarin malam aku juga melihatnya menggunakan mukenah untuk mengambil minum di pantry.

Sudah beberapa menit aku memandanginya. Masih belum tega untuk membuatnya terjaga. Ia terlihat sangat lelah. Melihatnya seperti ini lebih baik, daripada melihatnya seharian tadi dengan bibir yang terus mengerucut. Kayla, gadis kecilku.

Saat aku mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah nya, tangan nya lebih dulu sampai di dahi untuk mengusap  bintik-bintik keringat yang membasahi dahi nya. Ia kembali tidur. Tanpa terasa bibirku tersenyum. Tak bosan ku pandangi seorang gadis yang terlelap ini. Zafran salah, kayla masih terlalu kecil untuk dikatakan dewasa.

"kay..." aku menepuk lengan nya. Namun ia masih diam.

"kay..." aku kembali membangunkan nya. Ia membali kan badan. Ah, gadis ini membuatku semakin gemas saja.

"kay... Makan malam" aku kembali menepuk lengan nya. Ia berbalik mencari sumber suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun