"ehem, kamu lapar?" danil memulai pembicaraan.
" enggak, aku puasa" jawabku.
"ooh, kamu suka makanan apa?" ia kembali bertanya.
"semuanya suka, ada ice cream, nasi goreng, ayam, cumi-cumi, udang,. Semuanya" mataku berbinar membayangkan makanan yang sangat enak. Danil tersenyum, aku rasa ia mulai punya penyakit tersenyum sendirian, aneh." kenapa kau sering senyum-senyum sendiri?" aku balik bertanya,
"karna kamu" jawabnya singkat.
"aku? Kenapa aku?" tanyaku heran.
"karna saat bersamamu saya ttidak memiliki alasan untuk tidak tersenyum"
Aku terdiam. Ah, aku tak tau harus menjawab apa. Danil sangat pandai membuatku mati kata. Aku mengusap layar handphone dan kemudian memainkan game favoritku, tebak kata. Aku masih fokus menyambung kata dan mengetik setiap kosa kata yang terlintas.
"kay??" danil memanggilku. Aku tak mengacuhkan nya. "Kayla..." ia kembali memanggilku lembut. Sedikit lagi skorku akan sempurna, senyumku merekah. Tiba-tiba danil menggenggam tanganku ku dan secara otomatis aku menepisnya, handphone ku jatuh. Aku merunduk mencari handphone ku yang entah kemana.
"maaf," ucapnya dan kembali meletakkan tangan di setir mobil.
"kan aku pernah bilang, jangan pegang-pegang" jawabku ketus. Danil hanya diam. Entah kapan aku mulai tertidur.